Sampai Akhir April, Realisasi Pengajuan
Lelang Masih Dibawah 10 Persen
Dari total 27
SKPD Pemprov NTB yang menangani proyek lelang tahun ini, ada 12 SKPD sangat
lamban mengajukan lelang kepada ULP-LPSE NTB. Sampai Akhir April 2015 nilai
lelang yang mereka ajukan masih dibawah 10 persen dari total proyek yang
ditangani.
FITRA NTB minta atasan langsung SKPD untuk memberikan bantuan kepada SKPD-SKPD itu.
FITRA NTB minta atasan langsung SKPD untuk memberikan bantuan kepada SKPD-SKPD itu.
Sekretaris Jenderal FITRA
NTB, Ervyn Kaffah menyarankan para Asisten dan Sekretaris Daerah agar fokus
mengidentifikasi masalah yang dihadapi SKPD-SKPD ini, sekaligus ikut membantu
mencari pemecahan masalah, karena 12 SKPD ini sudah sangat lamban. "Perlu
identifikasi masalah dan atasan langsung segera memberikan bantuan. Waktunya
sudah mepet, sudah tidak tepat lagi dikasi peringatan. Lebih baik berikan
bantuan atau dukungan sumberdaya lain. Kalau perlu ambil alih
penanganannya," sarannya.
Berdasarkan trend pengadaan
barang/jasa dua tahun terakhir, Ervyn berpandangan jajaran manager birokrasi
Pemprov NTB sudah saatnya mulai mengembangkan sistem reward and punishment untuk
staf, alih-alih sekedar peringatan dari atasan. Untuk tujuan itu perlu ada
informasi akurat mengenai kinerja personal birokrasi yang tugasnya terkait
lelang, seperti Staf terkait lelang,
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau Kepala
SKPD. “Perlu dikembangkan sistem informasi mengenai kinerja staf. Selain
membantu identifikasi locus masalah, juga dapat menjadi dasar untuk menetapkan
insentif baik positif maupun negatif. Harus dibangun pola baru karena warning saja tidak cukup. Sistem harus
memastikan orang-orang bekerja,” terangnya.
Baru-baru ini, Sekda NTB,
H. Muhammad Nur melaksanakan Rapat Pimpinan mendadak dan memberi peringatan
kepada para Kepala SKPD untuk memperbaiki kinerjanya. Penurunan kinerja SKPD
juga mendapat sorotan dari DPRD NTB dan masyarakat.
Merujuk data yang dilansir
FITRA NTB, sampai akhir April 2015 ada 12 SKPD sangat
lamban mengajukan lelang kepada ULP-LPSE. Nilai lelang yang diajukan belum
sampai 10 persen dari total proyek yang ditangani. SKPD-SKPD itu antara lain
Dinas Pertanian & TPH dengan Kepala Dinas
Ir. Mokhlis, MSi, Dinas Dikpora yang dipimpin Ir. Rosiady H. Sayuti,
MSc. PhD, dan Rumah Sakit Jiwa Provinsi (RSJP) dibawah dr. Elly Rosila Wijaya.
Bukan itu saja. Dari 12 SKPD tersebut bahkan ada 8 SKPD yang sama sekali belum mengajukan
lelang satu proyek pun. Sebut saja Dinas Peternakan & Keswan yang dipimpin
Ir. Budi Septiani, dengan total nilai lelang Rp. 10,002 milyar (11 paket) atau
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang dipimpin pejabat baru L. Moh. Faozal
S.Sos MSi (Rp. 5,288 milyar, 13 paket).
Kemudian Dinas Kelautan dan Perikanan dengan
Kepala Dinas Ir. Aminollah, MSi (Rp. 2,570 milyar, 4 paket), dan BPBD yang
dipimpin Ir. Wedha Magma Ardhi, MT (Rp. 1,904 milyar, 4 paket). Sisanya, 4 SKPD lainnya dengan nilai pengadaan Rp. 1
milyar ke bawah yang hanya punya beban satu paket namun sampai bulan ke empat
belum juga mengajukan lelang ke ULP.
Diluar 12 SKPD tersebut,
meski kinerjanya masuk kategori SEDANG,
namun karena jumlah nominal nilai lelangnya relatif besar disarankan mendapat perhatian
khusus. 6 SKPD tersebut, yakni: RSUP
(sisa lelang: Rp. 13,942 milyar/1 paket), Distamben (Rp. 12,132 milyar/6
paket), Dinas Perkebunan (Rp. 7, 091 milyar/7 paket), Dinas Kesehatan (Rp.
5,179/5 paket), Biro Umum (Rp. 2,826 milyar/8 paket), dan Diskop UMKM (Rp.
1,875 milyar/3 paket).
Rekomendasikan Semua Proyek Sudah Tanda Tangan Kontrak Akhir Juni.
Menurut FITRA NTB, idealnya
paling lambat pada Akhir Mei setiap
tahunnya semua proyek sudah selesai dilelang. Meski demikian dengan trend
pencapaian kinerja lelang yang sedang berlangsung Pemprov NTB masih mungkin
untuk menetapkan target bahwa pada Akhir Juni 2015 semua proyek lelang sudah
harus ditandatangani kontraknya. “Masih
mungkin untuk menargetkan pada Akhir Juni nanti semua proyek sudah tanda tangan
kontrak kerjasama dengan pihak ketiga. Syaratnya, segera ada tindakan yang
jelas untuk membantu masalah yang dihadapi sejumlah SKPD yang lamban. Tentu
saja ULP-LPSE pun perlu mendapat perhatian selama bulan Mei-Juni mengingat
volume lelang yang akan numpuk pada bulan-bulan itu,” kata Ervyn Kaffah.
Ervyn mengkritik Kepala
SKPD yang senang menunda-nunda pengajuan lelang karena berfikir waktu masih
tersedia. Menurutnya, jika dapat dilaksanakan pada Bulan Februari atau Maret,
untuk apa SKPD menunda pengajuan lelang sampai Bulan Mei atau Juni. Yang harus
menjadi pertimbangan Kepala SKPD belum tentu proses lelang hingga pelaksanaan
proyek berjalan mulus. Lebih-lebih lagi, jika lelang baru selesai tengah tahun,
hal itu selain berdampak terhadap
makro-ekonomi daerah, secara riil berarti cukup lama mereka (warga) yang
bergantung pada aktivitas perusahaan penyedia barang/jasa tidak bekerja atau
libur. Lebih ironis lagi, selama enam
bulan itu belanja gaji, tunjangan dan overhead SKPD terus dibayarkan
tanpa penundaan.
Hal ini penting untuk
digarisbawahi mengingat arahan Gubernur NTB bahwa seluruh pengerjaan proyek
harus tuntas pada Akhir November. Sebelumnya,
Gubernur telah menegaskan bahwa
tahun ini tidak boleh lagi ada proyek yang masih dikerjakan pada Bulan
Desember.
Tahun 2015 ini dengan
jumlah pagu lelang Rp. 510 milyar Pemprov NTB melaksanakan pengadaan
barang/jasa dengan metode lelang melalui ULP-LPSE sebanyak 255 paket. Sisanya
sebesar Rp. 720 milyar tidak dilelang. Volume anggaran dan jumlah paket lelang
tahun ini lebih rendah dari tahun lalu karena pada tahun 2014, pagu lelang
Pemprov NTB mencapai Rp. 568, 3 milyar
sejumlah 325 paket.
TABEL. 12 SKPD dengan Kinerja Pengajuan Lelang Terburuk s.d 30
April 2015
No
|
SKPD
|
Total Lelang
|
Belum Mengajukan Lelang
|
Pimpinan SKPD
|
|||
Rp (juta)
|
Jml Pkt
|
Jml Pkt
|
Rp (juta)
|
Persen
|
|||
1
|
Dinas Pertanian TPH
|
13,036
|
11
|
10
|
12,236
|
94.00
|
Ir. Mokhlis, MSi
|
2
|
Disnak dan Keswan
|
10,002
|
11
|
11
|
10,002
|
100
|
Ir. Budi Septiani
|
3
|
Dinas Dikpora
|
12,483
|
12
|
11
|
11,533
|
92.39
|
Ir. Rosiady H.Sayuti, MSc.
PhD
|
4
|
RSJP
|
13,136
|
8
|
7
|
12,906
|
98.25
|
dr. Elly Rosila Wijaya
|
5
|
Disbudpar
|
5,288
|
13
|
13
|
5,288
|
100
|
L. Moh. Faozal, S.Sos,
Msi
|
6
|
Bakorluh
|
3,330
|
3
|
2
|
3,195
|
95.95
|
Ir. Husnanidiaty Nurdin,
MM
|
7
|
Dislutkan
|
2,570
|
4
|
4
|
2,570
|
100
|
Ir. Aminollah, Msi
|
8
|
BPBD
|
1,904
|
4
|
4
|
1,904
|
100
|
Ir. Wedha Magma Ardhi, MT
|
9
|
Dispenda
|
1,000
|
1
|
1
|
1,000
|
100
|
Dra. Putu Selly Andayani
Msi
|
10
|
Ktr. Penghubung
|
855
|
1
|
1
|
855
|
100
|
n.a
|
11
|
Dinas Kehutanan
|
520
|
1
|
1
|
520
|
100
|
Ir. Andi Pramaria, MSi
|
12
|
Dishubkominfo
|
477
|
1
|
1
|
477
|
100
|
Drs. Agung Hartono, MsTr
|
Sumber: diolah dari data TV Monitor TEPPA NTB posisi 30 April 2015
(tersedia dalam www.biroap.ntbprov.go.id)
TABEL. 6 SKPD yang Perlu Mendapat Perhatian Karena Nilai Sisa
Lelang Masih Besar
No
|
SKPD
|
Total Lelang
|
Blm mengajukan Lelang
|
|||
Rp (juta)
|
Jml Pkt
|
Jml Pkt
|
Rp (juta)
|
%
|
||
1
|
RSUP
|
32,572
|
16
|
1
|
13,942
|
10.52
|
2
|
Distamben
|
17,881
|
16
|
6
|
12,132
|
67.85
|
3
|
Disbun
|
15,441
|
10
|
7
|
7,091
|
45.92
|
4
|
Dinas Kesehatan
|
5,179
|
7
|
5
|
3,222
|
62.21
|
5
|
Biro Umum
|
3,806
|
11
|
8
|
2,826
|
74.25
|
6
|
Diskop dan UMKM
|
1,875
|
4
|
3
|
1,425
|
76.00
|
Sumber: diolah dari data TV Monitor TEPPA NTB posisi 30 April 2015
(tersedia dalam www.biroap.ntbprov.go.id)