Kampanye Pilpres 2014 akan cenderung dilakukan dalam bentuk
rapat umum terbuka maupun kampanye outdoor lainnya, dibandingkan dengan
kampanye pada Pileg lalu. Ditambah lagi dengan keterlibatan kepala daerah di
NTB sebagai juru kampanye, berimplikasi pada meningkatkanya potensi
penyalahgunaan sumberdaya negara (abuse
of state resources).
Dalam acara diskusi terbatas Kelompok Kerja (Pokja) Pemantauan
Politik Uang PEMILU 2014, di Mataram, Kamis (26/6) lalu, Ketua Pokja Pemantauan
Ramli menjelaskan beberapa titik rawan terjadinya praktek politik uang (money politik) pada Pilpres 2014. “Di
masa awal kampanye hingga beberapa hari sebelum pemungutan suara, yang akan
banyak terjadi justru penyalahgunaan sumber daya Negara, “ katanya.
Jual-beli suara,
menurut Ramli, tidak akan banyak terjadi pada masa kampanye. Uang dan barang
akan banyak dikeluarkan dalam bentuk sumbangan, bantuan social, maupun
doorprize. Mobilisasi suara dengan uang maupun barang justru akan banyak
beredar pada hari pemungutan suara. “ Tapi itu kalau ada suplai dari tingkat
atas,” jelasnya.
Berdasarkan hasil pemantauan politik uang pada pemilu
legislative, Mei lalu, caleg cenderung melakukan kampanye tertutup, seperti kegiatan
tatap muka. Jadwal kampanye yang disusun KPUD bersama partai politik tidak
banyak dimanfaatkan. Hal tersebut terjadi karena kontestasi yang sangat ketat
dengan luas daerah pemilihan yang sempit. Sebaliknya pada Pilpres. Pertarungan
memang ketat, tapi karena jumlah kandidat hanya dua pasangan, pemilih lebih
cenderung berusaha mengidentifikasi diri tanpa harus diembeli uang atau barang.
“Kampanye pilpres cenderung dalam bentuk kegiatan-kegiatan outdoor, terbuka
kepada semua khalayak,” kata Koordinator Investigasi FITRA NTB ini.
Kecenderungan pelanggaran yang dilakukan pada kampanye
terbuka ialah penyalahgunaan fasilitas negara, misalnya mobilisasi PNS, kepala
daerah kampanye tanpa ajukan cuti, penggunaan kendaraan dinas, atau penggunaan
kantor pemerintahan sebagai tempat kampanye. “Kalau kita ingin integritas
Pilpres ini terjaga, keterlibatan semua pihak untuk mengawasi politik uang dan
penyalahgunaan sumberdaya Negara harus benar-benar terkonsolidasi baik. Apalagi
juru kampanye di daerah melibatkan kepala daerah,” tegas pria asli Lombok
Tengah ini. “Kita harapkan masyarakat mau melaporkan pada pihak berwenang, jika
menemukan praktik-praktik seperti itu. Demi terwujudnya pemilu bersih dan
berintegritas.” ungkap Ramli.(Ftr/Red)
iya jangan sampai ada penyalahgunaan deh.
BalasHapusPOKERWAW
BANDAR POKER
CARA DAFTAR POKER ONLINE
CARA DAFTAR POKER ONLINE INDONESIA
MENERIMA DEPOSIT PULSA
BONUS MEMBER BARU 30%
WOW KEREN
Hubungi kami melalui cara di bawah ini
BBM : POKERWAW
WhatsApp : (+855)715381888
LINE : POKERWAW
LIVECHAT POKERWAW